INFO NASIONAL - Prestasi tertinggi dalam belajar adalah
kreativitas. Dalam pendidikan, unsur kreativitas sangat vital. Kreativitas
harus masuk kurikulum, metode belajar, buku ajar, serta program-program ekstra
dan intrakurikuler. Apabila unsur kreativitas tidak ada, pendidikan akan
kehilangan unsur vitalnya.
Kini setiap lembaga pendidikan berusaha keras memasukkan
kegiatan-kegiatan yang mampu merangsang kreativitas. Salah satu wujud usaha
tersebut adalah adanya kurikulum keterampilan atau vokasi di lembaga pendidikan
madrasah. Direktorat Pendidikan Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama, sebagai lembaga pemerintah yang membawahi semua madrasah di
Indonesia, mencatat setidaknya adalah 234 madrasah yang memiliki program
keterampilan sejak 1998 hingga sekarang. Sebagian besar di bidang otomotif dan
tata busana (menjahit), sisanya di bidang komputer, teknologi informasi, teknik
mesin, elektro, tata boga, kerajinan, pertanian, peternakan, dan sebagainya.
Direktur Pendidikan Madrasah M. Nur Kholis Setiawan
menyatakan madrasah keterampilan ini merupakan ikhtiar pemerintah untuk
membekali kecakapan hidup (life skill) para lulusan madrasah agar siap memasuki
dunia kerja.
“Saya merasakan bahwa sekaranglah saatnya membekali peserta
didik dengan keterampilan-keterampilan sebagai bekal hidup mereka, mengingat
tidak semua lulusan madrasah tertarik dan berkesempatan melanjutkan studinya ke
jenjang perguruan tinggi,” ujarnya yang pernah menempuh pendidikan S-3 di
Jerman.
Program madrasah keterampilan ini didukung oleh Peraturan
Menteri Agama RI Nomor 60 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Agama Nomor 90 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah. Madrasah
keterampilan merupakan prototipe madrasah aliyah yang mengembangkan keunggulan
kompetitif di bidang keterampilan atau kejuruan atau kecakapan hidup. Untuk
mendukung program ini, Direktorat Pendidikan Madrasah mengalokasikan anggaran
dana pengembangan-pengembangan keterampilan di madrasah aliyah tersebut.
Tidak hanya itu, untuk menjawab tantangan zaman di dunia
usaha, Kementerian Agama—melalui Direktorat Pendidikan Madrasah—juga berencana
membuka madrasah aliyah kejuruan (MAK) di lima provinsi, di antaranya Nusa
Tenggara Timur, Sulawesi Utara, dan Riau, MAK ini setara dengan sekolah
menengah kejuruan (SMK) dengan kekhasan agama Islam.
M. Nur Kholis Setiawan mengungkapkan, rencana pembangunan
Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) ini dilaksanakan secara bertahap dimulai pada
2016 hingga pertengahan 2018. Baik madrasah keterampilan maupun madrasah aliyah
kejuruan merupakan bentuk kehadiran negara dalam menyiapkan generasi bangsa
sebagai wirausahawan yang mandiri, kreatif, dan religius. Semoga
generasi-generasi ini bisa memberikan kontribusi dalam pengurangan tingkat
pengangguran dan kemiskinan, serta berkontribusi pada peningkatan ekonomi di
Indonesia. (*)
Diolah dari : Tempo.co
Foto : Doc MAK NU 09 Darussa'adah Rowosari